ABK
Program Anak Asuh ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) merupakan salah satu bentuk kepedulian Yayasan Pusaka dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak dengan kebutuhan khusus agar mereka tetap memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, berkembang, dan meraih masa depan yang lebih baik.Anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki potensi luar biasa yang perlu diarahkan dengan pendekatan yang sesuai. Melalui program ini, Yayasan Pusaka memberikan bantuan pendidikan, pendampingan, serta dukungan moral kepada anak asuh ABK dan keluarganya. Program ini tidak hanya berfokus pada bantuan finansial, tetapi juga membangun lingkungan yang inklusif dan penuh kasih, di mana setiap anak dihargai atas keunikannya. Harapannya, anak-anak ABK dapat terus berkembang secara optimal, mandiri, serta berkontribusi positif bagi masyarakat di masa depan.
Anggie - DAOP 1 Jakarta
Anggie (di tengah) adalah anak berkebutuhan khusus (tunarungu) yang memiliki semangat luar biasa untuk mandiri. Ia lahir dalam kondisi normal, namun sejak usia satu tahun mengalami gangguan pendengaran akibat kejang demam tinggi. Meski memiliki keterbatasan, Anggie menunjukkan ketekunan dan rasa ingin belajar yang tinggi, terutama di bidang kopi.
Pada Agustus 2024, Anggie mengikuti pelatihan barista yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka bekerja sama dengan B5 Coffee & Supplier di Bandung. Dalam pelatihan tersebut, ia menonjol dengan kemampuannya mengenali aroma dan cita rasa kopi secara sangat akurat, sebuah keistimewaan yang diakui langsung oleh instruktur berpengalaman, Pak Fajar.
Berkat ketekunan dan bakat uniknya, Anggie menjadi inspirasi bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih prestasi dan kemandirian.




Ramdhan Adjie Pratama - DAOP 1 Jakarta
Ramdhan Adjie Pratama, pemuda berusia 26 tahun, merupakan penyandang disabilitas berat dengan kondisi lumpuh total. Ia adalah anak dari almarhum Bapak Agus Bachtiar, pensiunan PT KAI, dan Ibu Eti Suryati yang kini merawatnya seorang diri dengan penuh kasih dan ketabahan.
Sejak kehilangan ayahnya, perjuangan keluarga ini tidak mudah. Ramdhan sepenuhnya bergantung pada bantuan sang ibu untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Meski demikian, keduanya tetap berjuang dengan semangat dan keikhlasan luar biasa.
Melihat keteguhan mereka, Yayasan Pusaka hadir memberikan dukungan dan bantuan sebagai wujud kepedulian terhadap keluarga dengan anak berkebutuhan khusus. Dukungan ini diharapkan dapat meringankan beban dan menjadi sumber semangat bagi Ibu Eti dan Ramdhan untuk terus bertahan dan menatap masa depan dengan harapan.


Gibran - DAOP 1 Jakarta
Gibran Prasetyo adalah anak berkebutuhan khusus yang mengalami Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), kelainan genetik yang menyebabkan pelemahan otot secara progresif. Kondisi ini mulai dialaminya sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Saat ini, Gibran menjalani program home schooling agar tetap dapat belajar sesuai kemampuannya. Melalui kunjungan ke rumah, Yayasan Pusaka memberikan dukungan moral dan bantuan berupa kursi roda untuk menunjang aktivitas Gibran sehari-hari.
Dalam proses pendampingan, Gibran menunjukkan minat dan bakat di bidang seni lukis. Dengan semangat tinggi, ia kini aktif mengikuti kegiatan melukis di sanggar terdekat dan mendapatkan bimbingan guru privat di rumah. Ketekunan dan semangat Gibran menjadi inspirasi bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk terus belajar, berkarya, dan menebar semangat positif.


Lala - DAOP 1 Jakarta
Siti Nurfadilah adalah anak berkebutuhan khusus, putri dari almarhum Hartono yang sebelumnya bekerja di bagian jalan bangunan. Sejak lahir, Siti menunjukkan keistimewaan, ia baru bisa berjalan di usia tiga tahun dan memiliki kemampuan bicara yang terbatas, meskipun pendengarannya baik. Karena membutuhkan pengawasan penuh, sang ibu memilih untuk berhenti bekerja agar dapat mendampingi lala sepenuhnya.
Meskipun sempat menolak bersekolah, kini berkat dukungan dari Yayasan Pusaka, sang ibu kembali bersemangat dan telah mendaftarkan Siti ke Sekolah Luar Biasa (SLB) agar ia bisa mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ketulusan kasih sang ibu dan perhatian Yayasan Pusaka menjadi dorongan bagi Siti untuk terus berkembang dan menapaki masa depan dengan harapan baru.


Lala - DAOP 3 Cirebon
Laudza Shafura Syaits, atau akrab disapa Lala, adalah anak berkebutuhan khusus putri dari almarhum pegawai PT KAI yang bertugas di bagian Jalan Bangunan. Sejak kecil, Lala menunjukkan ketertarikan pada dunia tari. Dukungan penuh dari kedua orang tuanya membuat bakat tersebut berkembang pesat, kini Lala telah menguasai berbagai tarian tradisional, seperti Tari Topeng, Tari Merak, dan Ronggeng.
Meski memiliki kesulitan dalam pengucapan dan sering mengulang kata lawan bicaranya, Lala mampu berkomunikasi dengan baik. Sejak kepergian sang ayah, ia kerap menunjukkan rasa rindu dan kasih sayangnya dengan cara yang mengharukan setiap kali berziarah ke makam ayahnya.
Kini, Lala duduk di bangku SMA dan terus berusaha menjadi pribadi yang mandiri. Melalui pendampingan dan bimbingan dari Yayasan Pusaka, sang ibu mendapat arahan dan dukungan dalam menumbuhkan kepercayaan diri serta kemandirian Lala, agar ia dapat terus berkembang sesuai potensinya.


Nur - DAOP 3 Cirebon
Nurajizah Suryani, atau akrab disapa Nur, adalah anak yatim dan anak berkebutuhan khusus yang saat ini menempuh pendidikan di SDLB Budi Utama, Kesambi. Meski dikenal pemalu, Nur memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mudah berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
Dalam kesehariannya, Nur menunjukkan kemandirian yang patut diapresiasi. Ia mampu pergi jajan sendiri, membantu ibunya berbelanja, serta sering membersihkan halaman rumah dan lingkungan sekitar. Secara akademik, Nur sudah bisa membaca dan berhitung dasar, meski masih memerlukan bimbingan dalam memahami konsep nilai uang.
Melalui pendampingan psikologis dari Yayasan Pusaka, keluarga Nur mendapatkan bimbingan tentang cara komunikasi efektif, pembentukan persepsi positif, serta metode sugesti saat tidur untuk membantu perkembangan emosional Nur. Saat ini, Nur masih membutuhkan dukungan tambahan, seperti terapi bermain dan pendidikan khusus, agar potensinya dapat terus berkembang menuju kemandirian.


Diana - DAOP 3 Cirebon
Diana Utami adalah perempuan berusia 28 tahun penyandang disabilitas tunarungu, putri dari almarhum Bapak Rachmat, pensiunan pegawai PT KAI, dan Ibu Ani Sulastri. Sejak kecil, Diana hidup dengan keterbatasan pendengaran, namun tetap menunjukkan semangat dan kemandirian dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Sebagai wujud perhatian dan kepedulian, Yayasan Pusaka memberikan dukungan berupa bantuan tunai untuk meringankan beban keluarga serta menjadi dorongan moral bagi Diana dan ibunya agar terus berjuang menghadapi tantangan hidup.Melalui pendampingan ini, Yayasan Pusaka menegaskan komitmennya dalam mendukung keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, agar setiap individu seperti Diana dapat terus berkembang dan menjalani kehidupan dengan lebih percaya diri dan bermakna.


Galih - DAOP 2 Bandung
Galih Saputra Sopyan adalah seorang pemuda berusia 27 tahun dengan disabilitas intelektual yang memengaruhi kemampuan berpikir dan berinteraksinya dalam kehidupan sehari-hari. Sejak kecil, ia tumbuh dalam kasih sayang keluarga, terutama setelah kepergian ayahnya, almarhum Bapak Asep Sopyani, pensiunan PT KAI. Sang ibu, Ibu Tini Suhartini, dengan penuh kesabaran terus mendampingi Galih agar tetap dapat beraktivitas dan berkembang sesuai kemampuannya. Melalui perhatian dan dukungan dari Yayasan Pusaka, Galih kini memperoleh semangat dan harapan baru untuk menjalani kehidupan dengan lebih percaya diri dan bermakna.




Syifa - DAOP 4 Semarang
Syifa Nurdiana, anak kedua dari almarhum Bapak Wardi, pensiunan pegawai KAI yang merupakan penyandang disabilitas yang saat ini tengah menempuh pendidikan di sekolah inklusi bekerja sama dengan CSR KAI. Sejak kecil, Syifa dikenal pemalu namun memiliki ketekunan tinggi. Setelah sempat kehilangan minat pada les tari, ia menemukan ketertarikan pada dunia menjahit dan kini telah memiliki kemampuan yang cukup baik.
Dalam proses pelatihan kemandiriannya, Syifa mulai belajar menggunakan motor listrik, berbelanja sendiri ke warung, dan mengikuti kegiatan di Roemah Difabel Consulsive, tempat pelatihan bagi penyandang disabilitas. Dukungan dari Yayasan Pusaka bersama sponsor BNI berupa bantuan komputer turut menjadi motivasi besar baginya untuk mengenal teknologi dan belajar mengetik menggunakan laptop kakaknya. Dengan bimbingan seorang relawan mahasiswa, Syifa terus berkembang menjadi pribadi yang lebih mandiri, penuh semangat, dan percaya diri menjalani kehidupannya.
Adindar - DAOP 5 Purwokerto
Adindar Setiawan Putra adalah anak dari almarhum Supardi dan saat ini duduk di kelas 1 SMA. Ia merupakan anak berkebutuhan khusus, dengan kondisi kaki dan penglihatan yang tidak normal. Ibunya mengalami gangguan penglihatan dan tidak dapat melihat. Di lingkungan sekolah, Adindar kerap menjadi sasaran perundungan dari teman-temannya karena kondisi fisiknya, terutama terkait dengan kaki dan matanya.
Sebagai bentuk perhatian dan dukungan terhadap kondisi Adindar, Yayasan Pusaka memberikan bantuan berupa handphone, headphone, dan jaket. Bantuan ini diharapkan dapat menunjang aktivitas belajar Adindar, sekaligus memberikan semangat baru dalam menghadapi tantangan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan sosialnya.




Aqil - DIVRE IV Tanjung Karang
M. Aqil Wicaks, anak dari almarhum Bapak Supriyadi, pensiunan PT KAI, dan Ibu Wiwik Prihatin, adalah remaja berusia 15 tahun dengan kondisi speech delay atau keterlambatan bicara yang memerlukan pendampingan khusus dalam berkomunikasi dan belajar. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Aqil tetap menunjukkan semangat dan keingintahuan yang tinggi dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Dengan kesabaran dan kasih sayang, Ibu Wiwik terus mendampingi serta mendorong perkembangan Aqil agar ia dapat tumbuh sesuai potensinya. Melalui perhatian dan dukungan dari Yayasan Pusaka, Aqil mendapatkan kesempatan untuk terus belajar, beradaptasi, dan mengembangkan diri sebagai bagian dari upaya menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Ilham - DIVRE IV Tanjung Karang
M. Ilham, pemuda berusia 26 tahun dengan disabilitas fisik, adalah anak dari almarhum Bapak Supriyadi, pensiunan PT KAI, dan Ibu Leni Artiana. Sejak kecil, Ilham hidup dengan keterbatasan yang memengaruhi mobilitasnya, namun ia tetap berjuang menjalani kehidupan dengan semangat dan keteguhan hati. Dukungan penuh dari sang ibu menjadi kekuatan utama dalam kesehariannya, terutama setelah kepergian sang ayah. Melalui perhatian dan pendampingan dari Yayasan Pusaka, Ilham mendapatkan kesempatan untuk terus tumbuh, mengembangkan kemampuan diri, serta menumbuhkan harapan baru untuk masa depannya.


Annisa - DIVRE III Sumatera Selatan
Annisa, remaja berusia 19 tahun dengan disabilitas fisik, adalah anak dari almarhum Bapak Hermansyah, pensiunan pegawai PT KAI, dan Ibu Supatmi. Sejak kecil, Annisa hidup dengan keterbatasan yang memengaruhi aktivitas dan mobilitasnya, namun ia tetap berusaha menjalani kehidupan dengan semangat. Setelah kehilangan ayahnya, Ibu Supatmi menjadi satu-satunya sosok yang dengan kesabaran dan keteguhan hati terus mendampingi serta merawat Annisa di tengah keterbatasan yang ada. Melalui perhatian dan dukungan dari Yayasan Pusaka, Annisa memperoleh semangat dan kesempatan untuk terus berkembang, menjadi pribadi yang berdaya, serta menatap masa depan dengan harapan baru.


Ragil - DAOP 8 Surabaya
Ragil adalah seorang pemuda berusia 23 tahun dengan kondisi autisme yang memengaruhi cara ia berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Meski demikian, Ragil dapat diajak berkomunikasi dengan cukup lancar dan menunjukkan minat yang kuat pada hal-hal yang ia sukai. Salah satu kesukaannya adalah menonton kartun berbahasa Jepang, hingga terkadang ia berbicara menggunakan beberapa kata dalam bahasa tersebut. Ragil dikenal sebagai pribadi yang tenang dan menikmati aktivitas yang teratur serta terstruktur. Dengan dukungan penuh dari keluarga, ia terus dibimbing untuk mengembangkan kemandirian dan potensi dirinya. Melalui perhatian dan pendampingan dari Yayasan Pusaka, Ragil mendapatkan kesempatan untuk terus tumbuh, belajar, serta menyalurkan minatnya agar dapat menjalani kehidupan dengan lebih percaya diri dan bermakna.






